wahai punjanga kau beningkan air keru , kau lantunkan bait-bait mimpi
biarkan menjadi sepasang sepatu walau berbeda yakinkan tetap satu hati.
tak saling bicara menjadikan kristal itu berkeping-keping terburai di laintai
tak akan ada lagi yang menemani langkah kaki pergi . tengelam dalam kepedihan
pejamkan mata terbayang wajah itu berlalu menghilang .
sepatu itu pergi mencari pasangan nya tak mugkin tercegah .
ketika bertemu jangan mampu kau baca apa yang ada penyesalan yang mendalam punjanga
biarkan itu menjadi dan di pendam sendiri .
No comments:
Post a Comment